Orang yang gampang mual pasti jengah saat melihat pipi bengkak dan mata ikan yang melotot dalam lautan saus merah. Namun, bagi banyak orang, tampilan hidangan ini menggugah selera—biasanya disantap dengan nasi untuk menyerap kari yang harum ini.

Kari kepala ikan mencerminkan keunikan Singapura dan perpaduan budaya di negeri ini. Sajian ini memadukan rempah-rempah kari khas India Selatan dengan kepala ikan, kelezatan yang dinikmati di antara warga Tionghoa.

Setiap kelompok etnik di sini memiliki versinya masing-masing, dengan sedikit variasi untuk karinya. Ada yang mencampurkan asam untuk semburat rasa asam, yang lain menambahkan santan untuk tekstur kuah yang lebih kental.

Satu-satunya kesamaan adalah kepala Kakap Merah yang berdaging dan berenang di kolam saus pedas, bersama dengan campuran sayuran seperti okra (kacang bindi) dan terung.

Mulai dari kepala

Kari kepala ikan tercipta di dapur sebuah restoran India pada tahun 1940-an. Kepala ikan dianggap tidak memiliki bahan-bahan khas India, tetapi untuk menyenangkan pelanggan Tionghoa, pemilik restoran M.J. Gomez—pemilik restoran yang berasal dari Kerala, negara bagian di India Selatan—memadukan kari khas India dengan hidangan favorit orang-orang Tionghoa, kepala ikan.

Hasilnya luar biasa. Hari ini, kari kepala ikan menghiasi menu restoran India, Tionghoa, Melayu dan Peranakan, kerap tersaji dalam pot tanah liat besar saat masih mendidih. Penikmat ikan sejati akan menyatakan bahwa daging terbaik ada di bagian pipi, sedangkan mata adalah bonus yang menarik.

Untuk mencicipi sajian khas setempat ini, coba lihat dan cek tautan ini.